Minggu, 03 Oktober 2010
Syair Kehidupan
"...dan setelah kematian ruh di masa lalu (sejenak bernafas) kemudian menikmati indahnya raga yg sekarat, tanpa warna, tanpa irama, tak pun indah kata, semata senyum penghangat gelap (nafas terhenti) perlahan merangkak dg serpihan asa tersisa, bergemuruh dalam sesak yg menyesakkan, sekejap bercengkerama risau pada alta...r damai (hening) ketika pada lintasan pagi embun suguhkan sejuk yg kemilau, senyum pun terurai..."
September 03. 2010. 11:44
Epilog : Syair Setia
Syair Setia
Metamorfosa Asa
Senandung Langkah
Jeda Langkah
Langganan:
Postingan (Atom)