Kamis, 30 Oktober 2008

KERESAHAN SUNYI


Malam-malam menuju gulita,

Cercah cahaya makin meredup, membalur kepingan gundah yang mengguncang dinding-dinding asa dalam dekapan fikir.

Sunyi pun meresah sudah, menyekat sejuk yang kemarin masih tersisa sebelaian.
Kecamuk mengamuk memporandakan pendi-pundi ceria seulas senyum yang tergores air mata.

Adakah ini catatan takdir dari mimpi buruk penghibur lelap yang gelisah…?

Ataukah air mata sudah menjadi ritual-ritual menyanyat yang membasahi malam…?

Ahh…

Sudahlah…!!!

Apalah yang terlalu hendak diharap, selain belaian cahaya pagi yang perlahan menepis embun dingin penyelimut gulita…

Ku hanya bisa berharap kelopak mata masih khan terjaga dari lelap…

Paus, 19 Oktober 2008 (23.17 WIB)

Tidak ada komentar: