Minggu, 03 Oktober 2010
Syair Kehidupan
"...dan setelah kematian ruh di masa lalu (sejenak bernafas) kemudian menikmati indahnya raga yg sekarat, tanpa warna, tanpa irama, tak pun indah kata, semata senyum penghangat gelap (nafas terhenti) perlahan merangkak dg serpihan asa tersisa, bergemuruh dalam sesak yg menyesakkan, sekejap bercengkerama risau pada alta...r damai (hening) ketika pada lintasan pagi embun suguhkan sejuk yg kemilau, senyum pun terurai..."
September 03. 2010. 11:44
Epilog : Syair Setia
Syair Setia
Metamorfosa Asa
Senandung Langkah
Jeda Langkah
Kamis, 23 September 2010
Langkah Antara
...senja pun telah berlalu
dengan sepenggal goresan kisah,
debur ombak dan bebutir pasir 'kan berjarak semusim,
kelam kini membentang semasa,
esok ketika embun perlahan tersaput belaian mentari,
berkejaran masa ku di ruang asa...
=====================================
2010 September 16 at 11:21pm
(Long Beach)
Nuansa Kisah
Minggu, 27 Juni 2010
Konspirasi Damai
Fatamorgana Rindu
Dentang 30 di titik ke-2 lintasan masa,
desah berkejaran jiwa pada pentas kolosal dialektik kesadaran;
perlahan menembus sekat-sekat langit.
Seirama sunyi,
syair syahdu yang sempat ternikmati,
urai lirih; rindu fatamorgana;
tak bertepi;
senantiasa dinanti.
Dalam percikan damai yang meneduhkan;
rindu ku sekejap bermuara...
June 11 at 3:01am
Kamis, 10 Juni 2010
"memupuk raga yang mekar"
Gemericik syahdu pada lintasan 1 dentangan 53;
ruh ku bertahta molek,
raga telah mekar,
mimpi terencana diukir menjadi relief mozaik
pada bentangan masa yg bergegas meninggalkan.
Belaian itu, titipkan segar yg kemarau.
Perlahan, syair lirih tersenandung fals
basuh kaca berdebu,
tak kemilau.
Ku intip lembaran damai warisan masa.
Ku reguk sejuk perlahan.
Dahaga sejenak ku tinggalkan.
Tak ingin ku lelah;
sungguh...
2010 Juni 10
[Air Mata Tuhan]
ya,
uraian tangis itu bukanlah Matahari...
pun bukan kerikil-kerikil tajam...
tak pula pedang terhunus...
bukanlah kemolekan fisik...
apatah lagi tahta dan kepemilikan;
uraian tangis itu...
wangi yang tak tercium,
kelembutan yang tak tersentuh,
kesunyian yang tak terdengar,
rasa yang tak terkecap,
keindahan yang tak terlihat,
mimpi yang tak terfikirkan,
detakan irama yang tak menghidupkan,
ya,
air mata adalah mata air...
kesejatian refleksi kenikmatan kisah perjalanan,
nikmati sajalah,
dalam diam,
dalam kesendirian,
dalam kebahagian,
dalam kesadaran,
dalam kesabaran,
dalam ruang terdalam yang tak lagi miliki ruang-ruang,
dan perlahan,
biarkan bermetamorfosis sempurna menjadi tetesan embun pagi yang menyejukkan
sekali pun bukan untuk Tuhan,
semata untuk Tuan yang ber-Tuhan...
2010 Juni 09
(serpihan kata dari uraian kisah sahabat kecil)
[Syair Perjalanan Khalifah Zaman]
Sang Panglima telah bermuara perkasa,
cahaya yg memercik dalam dekapan dingin akan direngkuhnya.
Berbekal amis pantai dan senandung khas lautan,
sesaat kemudian raganya melesat laksana buroq menuju langit,
menyapa bintang,
pekiknya membahana,
mengusap mata,
menabuh gendang telinga penghuni semesta,
teramat perkasa.
Kendati demikian langkahnya tetap menjejak bumi.
Lirih, senandung Tuhan disyairkan dalam node kezuhudannya.
2010 Juni 08
(serpihan motivasi dari Auckland)
Rabu, 09 Juni 2010
[Senja; Bisu]
[Kisah Pagi Part II]
===
ketika pagi berbisik lirih;
gairah menghangatkanku;
kata tersyair :
"bergeraklah menuju masa depan;
gapailah sesuatu yg belum pernah terlihat,
belum pernah terdengar,
belum pernah tercium,
belum pernah terasa,
belum pernah teraba,
belum pernah terfikir
dan ataupun yg belum pernah terdetak di hati makhluk penghuni bumi"
perlahan melangkah;
tanpa titik;
gairah menghangatkanku;
ketika pagi berbisik lirih
===
2010 Juni 08, at 12:01pm
[Kisah Pagi Part I]
Inilah kisah pagi;
Serpihan gelap berkilauan yg bertahta di dedaunan
mengurainya jelang fajar menyapa;
Semasa lalu,
negosiasi malam atas raga
yg hampir ditinggal ruh dalam keputus-asaan,
urai kesepakatan tanpa senyuman;
Sejenak ku telah nikmati kematian,
ada tangis disana,
teramat lelah;
Kemudian,
cercah cahaya itu hidupkanku kembali;
Perlahan tersenyum, kelu;
bahagia hampiri ku;
tanpa titik;
Inilah kisah pagi
2010, Juni 07 at 10:56am
•[Episode : Cahaya yang Gelap]•
Kamis, 13 Mei 2010
Senja yang Terurai
di penghujung senja,
untaian kata t'lah menggantung di awan,
angin meniupnya kencang,
hujan kemudian mengurainya menjadi kepingan.
"Cahaya dan Kesejukan" itu,
dialektika asa tak bermuara sempurna.
Sungguh, kini ku t'lah lumpuh dan buta,
terpasung dalam keikhlasan perteduhan di ruang hampa.
Selamat tinggal masa lalu,
ku titipkan kebijaksanaan
dan sepenggal senyum sederhana ini...
(Bieb, 2010/05/13)
Sabtu, 08 Mei 2010
Fact---(1)
Sungguh,
di saat sahabat dan setiap orang di sekelilingku
merasa lemah dan bersedih,
'kan ku gadaikan diri ini
'tuk sedikit bagi kekuatan
yg masih ternikmati.
Ketika ku sedang lemah dan dalam segala keterbatasan,
ku 'kan berusaha bangkit perlahan,
walau tiada seorang lagi pun
yang 'kan menguatkan
dan suguhkan senyuman keikhlasan.
Setidaknya ku masih yakin
bahwa Tuhan tak pernah berpaling dari ku
(bieb, Wednesday at 6:05am 2010:05:06)
Re---(1)
Rabu, 21 April 2010
•[Handiro @ The Power of Life Edition]•
Serpihan Langkah
Diujung cahaya pada dentangan kritis majelis damai,
senandung syair hantarkan ruh pungut jazad yang sekejap lalu terkapar lelah.
3 regukan tangis diikhlaskan menjadi mahar pelepas dahaga kerinduan atas -Nya. Kemudian, di hentakan ke 17 ketika jazad ditunggang ruh bergegas lintasi 44 ketukan langkah menuju altar kepasrahan, rembulan suguhkan senyuman terindahnya.
Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar...
March 31 at 5:19am
Serpihan Cahaya Malam
Dentang 55 pada titik ke-3 perputaran masa, ruh telah diizinkan-Nya pungut sempurna jazad kaku di bentangan gelap yg telah sempat berikan belaian.
Buta, tuli yg menjeruji, sekejap telah dititipkan pada mimpi tak bermuara. Senyum terukir. Sesaat, butiran syair di hamparan persinggahan takdir dan 7 regukan airmata telah menjadi sesajian damai penawar cahaya. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar..."
March 30 at 4:17am
Selasa, 16 Maret 2010
Sinjang
Minggu, 14 Maret 2010
Mekar
Serpihan Jalanan
Cahaya Gulita
Jumat, 26 Februari 2010
Diorama Rindu (secarik catatan usang)
Ketika kelam bersekutu dengan malam, ruhku berkelana di ruang imaji, menelusuri siluet bintang yang memercik bayang-bayang...
Sekali waktu syair-syair indah teralun serasi semilir kesejukan pada dentingan dawai-dawai yang disuguhkan penghuni malam...
Di sela kedipan, dedaun melambaikan sapaannya, damai, merisau gelisah, karib, bercengkerama dengan kebisuan raga yang tak mampu taklukkan konspirasi ruang dan masa, terhakimi tak berkesudahan...
Langkahku terhenyak fikir yang tak mampu menghantar pada ornamen anugerah takjubkan rasa...
Rangkaian kata ini, lirik usang yang ku pugar dari petualangan asa, sederhana makna, yang menanti penantian, bermuara keniscayaan yang tak terengkuh sempurna...
Kerinduan ini, biarlah angin yang merangkai dongeng membisik mimpi indah...
Esok menyejuklah seiring cahaya...
@ July 29, 2009 at 12:35am
Kamis, 25 Februari 2010
memugar sesuatu yang hampir hilang
Jumat, 19 Februari 2010
•[Ritual Subuh]•
•[Code, Allah]•
•[Pencarian]•
Samudera dibelah.
Ombak berdendang, seirama belaian badai.
Awak berdansa, arak ditenggak.
Kapten terlelap, penumpang terbahak.
Bocah lari dari pelukan, tangga dititi, melintas dek.
Sekoci dibuang.
Siul mengalun ceria,
seukur badan lantai dipahat, air muncrat.
Karang menghantam.
Kapal berkecai, perlahan tenggelam.
Bocah tersenyum damai dan berujar : "aku ingin belajar berenang"
17 Februari 2010
•[HENING]•
Duhai Yang Maha Agung,
hamba hendak mengenal 1,
belum purna kepahaman,
sedang 2,3,4,5,6,7,8,9,0 belum tersentuh. a,b,c,d,e,f,g,h,i,j,k,l,m,n,o,p,q,r,s,t,u,v,w,x,y,z pun apatah lagi.
Sungguhkah pilihan acak 81 beriring 83
kemutlakan mahar bagi kedhoifan hamba di masa ini.
Marahkah Engkau...(???).
Seandainya cahaya itu masih Engkau ridho-kan,
cukupkanlah masa untuk sekejap berbenah
Februari, 17/2010
ASA
Tuhan,
sungguh ku tak berkhayal mewujud istana megah
yang berkilau menyilaukan,
menikmati diam,
bersolek,
terbujur kaku nantikan keajaiban.
Biarlah aku tetap mewujud seserpih debu
yang tiada henti mencoba memahami simbol keagungan
yang secara sederhana Kau titipkan pada alam.
Hingga bersama embun itu,
Engkau ikhlaskan cahaya-Mu menenangkanku
dalam proses menunaikan perniagaan pada-Mu...
Rabu, 17 Februari 2010
Rabu, 17 Februari 2010
+ - x :
Proses memahami yang tidak sederhana
pada konteks perkara 1.
Ketika sesuatu di (+) 1 maka bersyukurlah,
ketika sesuatu di (-) 1 maka bertawakallah,
ketika sesuatu di (x) 1 maka berbahagialah dalam tangis kesyukuran,
ketika sesuatu di (:) 1 maka ikhlaskanlah...™
•[SUBHANALLAH]•
17 Februari 2010 at 2:16pm
•[serpihan renung]•
[♥ú mõm]
Malam, mengapa tangis mu tak jua mengering?
Apakah aku telah goreskan luka itu?
Marahkah kau pada ku?
Apakah surat rinduku yg semasa lalu ku titipkan pada angin,
kau anggap semata rayuan yg mengusik?
Aku risau,
aku gelisah,
aku mau pulang,
aku mau...
aku mau...
aku mau ketemu ibu...
Teramat cemburukah engkau...?
17 Februari 2010 at 8:45pm
Syair Senja
[setitik kenikmatan imajinasi]
[asa sederhana]
Emosi yang terbunuh
Angin senandungkan syair-syair kematian,
paksaku terjebak,
tersesak dalam ruang gelap,
aku terhempas,
aku ditikam dengan cara yang teramat melemahkan.
Tatapku nanar,
raung ku beringas,
ingin ku hantam ruang dan waktu yang bersekat.
Sesaat sadar belaiku dg lembut dan berujar lirih :
"energi sisa yg kau punya,
semata asa untuk menggapai muara cahaya itu, bukan...???
Penghakiman itu hanyalah irama fals
dari senandung bingung angin
2010 February 13 at 2:26am
Senandung Perjalanan
Seirama lembayung senja,
raga mengalir susuri lintasan waktu,
tembus ruang-ruang tak bersekat,
sapa percikan lampion,
yang sekali waktu terjerembab dalam kealamian gelap.
Ketika menyapa dermaga,
aku disuguhi syair riuh penikmat malam.
Pada muara hijrah,
ruh ku telah menanti raga dg senyum terindahnya.
Yaa Rabb, ku ikhlaskan perniagaan sederhana ini...
Semoga tetap terjaga...
2010 February 12 at 12:55am
Bercak Cahaya
Siluet
Langganan:
Postingan (Atom)