Senin, 17 Agustus 2009
Napoleon Bonaparte Ternyata Seorang Muslim; (Fakta yang dikaburkan oleh Kaum Orientalis)
Mungkin ini fakta sejarah yang mungkin menarik dikaji lebih dalam, bahwa Napoleon Bonaparte adalah Seorang Muslim. Dalam artikel religion di Semuabisnis.com, Hamdam Nasrullah menulis fakta sejarah tentang keislaman salah seorang pemimpin besar Eropah, Napoleon Bonaparte yang hidup atara tahun 1769 - 1821 M. Terdapat beberapa fakta sejarah yang mengungkapkan keislaman Bonaparte Menurut Hamdam;
* Penuturan Napoloen Bonaparte sendiri yang pernah dimuat di majalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters?"
"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."
"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Luth beserta kedua puterinya?" (Lihat Kejadian 19:30-38)
"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
"Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."
"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat di dalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."
Selanjutnya :
"Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans."
"Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda di setiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam."
Akhirnya ia berkata :
"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab. Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang melatar belakanginya.
Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I'Islarn oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai berikut: "I hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and educated men of all the countries and establish a uniform regime based on the prinsiples of the Qur'an wich alone can lead men to happiness.”
“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip--prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur'an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”
* Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:
* Buku ‘Satanic Voices - Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61
* Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).
Yang menarik dikaji lebih jauh tentang informasi ini adalah Bonaparte sebagai pemimpin militer besar (Jenderal Perang), ia terkenal dengan taktik dan strategi berperangnya. Ini yang penting mengingat sejarah waktu keislaman Bonaparte yang berkaitan dengan waktu Bonaparte melakukan invasi ke Mesir. Beberapa kaitan kajian yang mungkin timbul dengan sejarah ini adalah seputar pertanyaan, sebagi berikut;
- Apakah keislaman Bonaparte merupakan strategi positif dalam rangka merangkul hati orang Mesir?, atau
- Apakah keislaman Bonaparte adalah dipengaruhi oleh Islam yang "dilihatnya" pada sebagian besar orang Mesir sewaktu Ia menginvasi Mesir.
Pertanyaan menggelitik ini muncul mengingat kata-kata Napoleon sendiri juga yang berkata;
"Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran."
Masih Menurut Hamdam, pada kenyataannya Napoleon ketika wafat dimakamkan secara kristen
Apakah kisah keislaman Bonaparte sama dengan Fakta Sejarah di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi Thomas Mattulesi Pattimura ???
Agaknya sangat banyak tugas yang diemban para cerdik pandai Muslim untuk menggali sejarah "yang lurus" daripada sekedar mengkaji berpolemik dalam kebebasan berpikir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar