Senin, 17 Agustus 2009

Riset di Italia: Warga Muslim Seharusnya Dilarang Menjalankan Ibadahnya



Sebuah studi yang dilakukan di Italia baru-baru ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pandangan yang negatif tentang imigran dari negara-negara Muslim. Masyarakat Italia menganggap imigran Muslim hanya menimbulkan masalah di negeri mereka.

Studi yang dilakukan lembaga riset Makno dan sebuah komisi kementerian dalam negeri Italia itu dirilis hari Selasa (29/4). Hasilnya, 55, 3 persen mengatakan bahwa imigran dari negara-negara Islam lebih banyak menimbulkan masalah, dibandingkan para imigran dari negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.

Bahkan sekitar 60, 3 persen responden menyatakan warga Muslim selayaknya dilarang melaksanakan ibadahnya dan dilarang membangun masjid tanpa persyaratan. 10 persen responden menyatakan dengan tegas bahwa mereka menentang jika warga Muslim diberi keleluasaan menjalankan ajaran agamanya atau mendirikan masjid. Sedangkan responden lainnya mensyaratkan, umat Kristen juga harus diizinkan membangun masjid di negeri-negeri Muslim.

Sementara responden dari kalangan imigran Muslim, 40 persen dari mereka mengatakan bahwa mereka sulit memelihara tradisi Islam di Italia. 30 persen responden mengaku khawatir akan kehilangan kebudayaannya.

Mayoritas penduduk Italia menganut agama Kristen Katolik. Lebih dari 17 persen responden non-Muslim mengatakan bahwa mereka khawatir akan adanya serangan teroris di Italia. 25 persen responden meyakini, imigran Muslim mencela orang-orang dan budaya Italia dan 28, 2 persen responden mengatakan bahwa warga Muslim tidak toleran dengan ajaran-ajaran Katolik.

Posisi warga Muslim di Italia makin sulit, setelah sejumlah partai di Italia mengedepankan isu imigran dalam kampanyenya. Beberapa partai menegaskan akan memperketat aturan dan bersikap tegas pada para imigran.

Menurut data resmi pemerintah Italia, ada lebih dari sejuta warga Muslim di negara itu, meski sejumlah lembaga bantuan mempekirakan jumlahnya lebih banyak lagi. Sayangnya, dalam hasil studi Makno, tidak disebutkan berapa jumlah Muslim dan non-Muslim yang menjadi responden mereka, dan apakah suara mereka mewakili seluruh masyarakat Italia. (ln/al-arby)

Tidak ada komentar: